Rabu, 22 Juli 2009

"UntuK Dia yang terkasih"

Kebahagiaan adalah milik-Nya, kesedihan juga milik-Nya. tapi kenapa kita sering terlena akan keberadaan Dia yach, semakin kita merasakan kasih sayang dari seseorang maka makin besar kita harus tahu siapa kita ini. seandainya kita bisa tahu asal dari mana datangnya suatu kecocokkan, keakraban dan keindahan bersendau gurau dengan dia mungkin kita bisa tahu asal perasaan yang tumbuh semakin menjadi pohon besar tinggal bagaimana kita memberikan nutrisi pada pohon itu.
semakin kita beri pupuk atau nutrisi pada pohon itu kita setidaknya tahu siapa dan bagaimana perasaan ini tumbuh dan berbunga, apa karena kita sudah bisa memahami satu sama lain hingga tanpa batas kesadaran kita sering merangkul perasaan kita ini hingga kita terbang tinggi dalam pertengkaran hati bahkan pikiran kita.
perasaan adalah sebuah kekayaan bagi kita tapi kenapa kita terkadang terlena dengan perasaan kita sendiri, apakah kita sudah begitu jauh melangkah atau karena kita membiarkan rasa ini terus berkembang dan apakah kita sekarang sudah menjadi manusia yang utuh untuk diri kita, atau malah kita sedang latihan memanjakan perasaan kita, atau apalah namanya.
untuk terkasih yang bersedih bukan hanya dirimu lebih-lebih perasaan ini sungguh terbakar habis sampai rasa ini tak berarti lagi bagi diriku. apakah aku harus berjalan dengan bertentangan dengan yang lain. sekarang bagiku adalah yang terpenting tidak bertentangan dengan TUHAN.