Selasa, 17 November 2009

geliat malam

waktu itu hujan turun merayapi dinding malam, di bawah lampu jalan aku berlindung
dari tetesan hujan, tapi terkena juga padahal air hujan tidaklah deras seperti biasa
lama kelamaan baju tipisku basah hingga celanaku rambutku mulai lemas oleh hujan yang meraba seluruh tubuhku, aku kedinginan, dimana ada atap untuk berteduh

dalam batinku bergumam hujan sialan aku sudah mandi masih terkena air
sialan............
tapi hujan terus saja merayapi malam dengan penuh sunyi dan ketenangan nya
waktu itu jam tanganku sudah berada dalam jarak malam sekitar sebelas lima belas
tapi masih berdiri di bawah jalan aku tak berdaya dengan geliat malam yang panjang dan sepi karna hujan....?

tak berujung

siang itu aku terbangun dari tidurku wajahku lelah berkeringat semangat
aku seperti habis mimpi berperang dan itu terjadi masih tetap sama
badanku basah sampai selimutku ternyata aku terbaring diatas air
air keringat ku sendiri bukan ketuban tapi kenapa aku tak berdaya Tuhan

pori-pori msih tetap sama bila panas terbuka, dingin menutup
tapi keringatku tak terhenti dia berputar tak wajar
apakah ini awal dari akhir yang tak berujung
kenapa harus ada cerita siang dalam tidurku yang lelah terbangun
dari kenangan yang hilang tapi kenapa berakhir tak berujung

Pagi yang sama

pagi ini masih sama seperti kemarin, masih seperti awal ketika aku datang
dengan seratus beban yang panjang, sampai aku tidak taha dan tak karuan
sudah tiga ratus hari lebih aku disini, menjalani kisah sendiri hari demi hari
semakin aku pelajari masalah-demi masalah aku mengerti kenapa masih ada

aku bangun lagi hari yang lalu dengan awal pagi tapi tetap masih sama seperti waktu itu pertama ada
aku merasa baru lahir dari rahim yang menutupi aku sampai aku terlahir
darahku masih terkumpul walau kesepian tapi masih merasakan yang sama
tak pernah berubah tidak sama dengan teman-teman ternyata pagi masih sama seperti pertama kali ada....